![]() |
Santri Anti Kekerasan dan Perundungan (SARUNGAN). (Foto: Dok/Ist). |
Tasikmalaya, 14 Januari 2025 – Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, mencatat sejarah baru dengan mendeklarasikan pembentukan Satgas Santri Anti Kekerasan dan Perundungan (SARUNGAN) dalam acara Kopdar Wilayah AISNusantara ke-4. Acara ini melibatkan lebih dari 500 pesantren se-Jawa Barat, sebagai wujud nyata komitmen dalam menciptakan lingkungan pesantren yang aman dan bebas dari kekerasan.
Deklarasi ini diprakarsai oleh Moh Firman Febriansyah, Koordinator Kaderisasi Nasional AISNU sekaligus inisiator pembentukan satgas sarungan bersama 500 pesantren yg terdiri dari 27 kab/kota se- Jawa Barat, dengan dukungan penuh berbagai pihak, termasuk Kapolres Tasikmalaya, Sekretaris Daerah, anggota DPRD Tasikmalaya, serta DPRD Provinsi Jawa Barat. Ketua SARUNGAN, Nafidah, menyampaikan bahwa program ini bertujuan untuk menekan angka kekerasan melalui pendekatan holistik yang meliputi pencegahan, penanganan, dan pemulihan.
Dalam acara ini juga dilakukan penandatanganan nota kesepakatan antara SARUNGAN dan KOPRI PB PMII untuk memperkuat sinergi dalam menangani kekerasan di pesantren dan perguruan tinggi berbasis pesantren. Ketua KOPRI PB PMII, Wulan Sari AS, menyampaikan keprihatinannya terhadap data yang mencatat 31.953 kasus kekerasan seksual sepanjang 2024. Dengan rincian korban laki-laki sebanyak 6.895 dan perempuan 27.666, Wulan menegaskan pentingnya kolaborasi berbagai pihak untuk menghadapi persoalan ini.
Kapolres Tasikmalaya yang hadir dalam deklarasi menyatakan komitmennya untuk mendukung SARUNGAN dengan melakukan edukasi, pencegahan, hingga penindakan hukum. Langkah ini sejalan dengan pandangan peserta FGD yang mengungkapkan bahwa tantangan utama dalam mencegah kekerasan di pesantren adalah norma hierarkis, kurangnya pengetahuan akan bentuk kekerasan, serta stigma sosial yang menyulitkan korban untuk berbicara.
Pemilihan Pondok Pesantren Cipasung sebagai lokasi deklarasi menjadi simbol kuat dalam perlawanan terhadap kekerasan di lingkungan pendidikan keagamaan. Sebagai pesantren besar di Jawa Barat, Cipasung berkomitmen menjadi pelopor dalam menciptakan ruang aman bagi santri. Muhammad Najmi, Koordinator Wilayah AISNU Jawa Barat, menyebut bahwa langkah ini tidak hanya menyelamatkan generasi penerus, tetapi juga merupakan bagian dari dakwah dalam membangun kehidupan yang damai dan penuh kasih sayang.
Acara ditutup dengan doa bersama dan penandatanganan komitmen kolektif dari seluruh peserta. Harapan besar disampaikan agar SARUNGAN menjadi gerakan masif yang memberikan dampak luas, melindungi hak dan martabat santri, sekaligus memperkuat pesantren sebagai tempat pembelajaran dan pengembangan karakter yang aman bagi generasi penerus.
0 Komentar