TUW5BSClTpA5TSO9GSzpTpz9GA==
Breaking
News

Tarian Nguri: Sejarah, Makna, dan Kebudayaan Tradisional Indonesia

Ukuran huruf
Print 0

Tarian Nguri Sumbawa dalam Upacara Adat

Tarian Nguri adalah salah satu bentuk seni tari tradisional yang berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya dari daerah Sumbawa. Dikenal sebagai tarian penyambutan dan penghormatan kepada tamu-tamu penting, tarian ini memiliki makna mendalam yang terkait dengan sejarah, kepercayaan, dan nilai-nilai budaya masyarakat Sumbawa. Meskipun tidak sepopuler tarian-tarian lain seperti Tari Saman atau Tari Pendet, Tarian Nguri memiliki peran penting dalam menjaga identitas budaya lokal dan memperkuat ikatan antara manusia dengan alam serta sesama.

Sejarah Tarian Nguri berawal dari tradisi pengembalian semangat bagi Sultan Sumbawa ketika menghadapi kesulitan atau sakit. Tarian ini awalnya diciptakan oleh Mahmud Dea Batekal pada sekitar tahun 1950-an dan sering ditampilkan oleh empat penari wanita. Dahulu, tarian ini digunakan dalam upacara penghormatan kepada raja-raja, tetapi kini telah berkembang menjadi bagian dari acara adat dan hiburan budaya yang menarik perhatian masyarakat dan wisatawan.

Tarian Nguri juga memiliki makna simbolis yang kuat. Gerakannya mencerminkan kepedulian dan dukungan terhadap pemimpin masyarakat, serta ekspresi rasa hormat kepada tamu-tamu istimewa. Selain itu, tarian ini juga menjadi sarana untuk melestarikan warisan budaya dan memperkenalkan kekayaan seni tradisional Indonesia kepada dunia internasional.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang sejarah, makna, dan keunikan Tarian Nguri. Kami juga akan menjelaskan properti, kostum, dan musik pengiring yang digunakan dalam pertunjukan tarian ini. Selain itu, kami akan mengungkapkan bagaimana Tarian Nguri menjadi bagian dari upaya pelestarian budaya di tengah tantangan modernisasi dan globalisasi.

Sejarah Tarian Nguri

Tarian Nguri memiliki akar sejarah yang dalam dan terkait langsung dengan kehidupan masyarakat Sumbawa. Awalnya, tarian ini diciptakan oleh Mahmud Dea Batekal pada sekitar tahun 1950-an. Ia merupakan seorang seniman yang peduli terhadap pelestarian budaya dan ingin menciptakan tarian yang bisa menggambarkan perasaan rakyat terhadap pemimpin mereka.

Dahulu, Tarian Nguri digunakan dalam upacara penghormatan dan penyambutan kepada raja-raja. Saat itu, tarian ini dianggap sebagai bentuk penghormatan yang sangat tinggi, karena melibatkan gerakan-gerakan yang penuh makna dan simbolis. Penari biasanya terdiri dari empat orang wanita, yang melambangkan kekuatan dan harmoni dalam masyarakat.

Namun, seiring berjalannya waktu, fungsi Tarian Nguri mulai berubah. Kini, tarian ini sering kali ditampilkan dalam acara adat masyarakat Sumbawa, seperti pernikahan, pesta kemenangan, atau acara-perayaan besar. Selain itu, Tarian Nguri juga menjadi bagian dari pertunjukan budaya yang disajikan untuk para tamu dan wisatawan yang berkunjung ke NTB.

Penting untuk dicatat bahwa Tarian Nguri bukan hanya sekadar tarian hiburan, tetapi juga memiliki makna spiritual dan sosial yang dalam. Gerakan-gerakannya mencerminkan rasa hormat, kepercayaan, dan harapan kepada pemimpin serta masyarakat. Hal ini membuat tarian ini menjadi simbol kebersamaan dan kerja sama antara manusia dan alam.

Makna dan Nilai Budaya dalam Tarian Nguri

Tarian Nguri tidak hanya menampilkan gerakan yang indah, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan moral dan spiritual yang mendalam. Setiap gerakan dan permainan musik dalam tarian ini memiliki makna tersendiri yang terkait dengan kepercayaan, keharmonisan, dan keberlanjutan hidup.

Salah satu aspek penting dari Tarian Nguri adalah simbolisme. Misalnya, gerakan tangan dan kaki penari melambangkan kekuatan dan ketenangan. Sedangkan gerakan tubuh secara keseluruhan mencerminkan rasa hormat dan penghargaan terhadap tamu-tamu agung. Ini menunjukkan bahwa tarian ini tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana komunikasi non-verbal yang kaya akan makna.

Selain itu, Tarian Nguri juga mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan dan persatuan. Dalam masyarakat Sumbawa, tarian ini sering kali dilakukan oleh kelompok penari yang saling mendukung satu sama lain. Hal ini mencerminkan prinsip "gotong royong" yang menjadi inti dari kehidupan masyarakat setempat.

Nilai-nilai tersebut tidak hanya relevan dalam konteks budaya Sumbawa, tetapi juga memiliki makna universal yang dapat diterima oleh siapa saja, baik dari kalangan lokal maupun internasional. Dengan demikian, Tarian Nguri menjadi representasi dari kekayaan budaya Indonesia yang unik dan beragam.

Properti dan Kostum dalam Tarian Nguri

Properti dan kostum yang digunakan dalam Tarian Nguri memiliki peran penting dalam menciptakan suasana dan makna yang sesuai dengan tema tarian. Salah satu properti utama dalam pertunjukan ini adalah "Sito", yaitu kotak logam yang biasanya ditempatkan di atas tangkil atau dulang kuningan yang berhias indah. Sito ini melambangkan kekayaan dan kemakmuran, serta menjadi simbol penghormatan terhadap tamu atau pemimpin yang disambut.

Kostum yang digunakan oleh penari perempuan Sumbawa terdiri dari beberapa elemen penting. Pertama adalah rok panjang yang disebut "tope", yang melambangkan keanggunan dan keindahan. Kedua adalah baju panjang yang disebut "baju/among pene", yang mencerminkan kesopanan dan kebersihan. Ketiga adalah hiasan kepala yang disebut "kasigar" atau "cipo cila", yang berupa kain penutup kepala yang menambah kesan anggun dan resmi.

Selain itu, penari juga menggunakan aksesori seperti gelang, anting, dan cincin yang terbuat dari bahan alami seperti mutiara dan logam. Semua elemen ini bekerja sama untuk menciptakan kesan yang sempurna dan menghidupkan makna dari Tarian Nguri.

Musik Pengiring dalam Tarian Nguri

Musik pengiring dalam Tarian Nguri memainkan peran penting dalam menciptakan suasana dan ritme yang sesuai dengan gerakan tari. Alat-alat musik yang umum digunakan dalam pertunjukan ini antara lain gong, genang/gendang, rebana rea, serunai, pelampong, dan santong serek.

Gong dan gendang memberikan nada dasar yang mengatur irama tarian, sedangkan rebana dan serunai menambah nuansa yang lebih halus dan dramatis. Pelampong dan santong serek memberikan suara yang lebih lembut dan mengalir, sehingga menciptakan harmoni yang sempurna dengan gerakan penari.

Musik dalam Tarian Nguri tidak hanya sekadar latar belakang, tetapi juga memiliki makna simbolis. Contohnya, bunyi gong melambangkan kekuatan dan kebesaran, sedangkan suara serunai melambangkan keindahan dan keharmonisan. Dengan demikian, musik pengiring dalam Tarian Nguri menjadi bagian integral dari seluruh proses pertunjukan.

Peran Tarian Nguri dalam Pelestarian Budaya

Dalam era modern yang dipenuhi oleh pengaruh global dan perubahan cepat, Tarian Nguri menjadi salah satu bentuk seni yang tetap bertahan dan berkembang. Tarian ini tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga menjadi alat edukasi dan pelestarian budaya.

Di Sumbawa, banyak komunitas dan organisasi budaya yang aktif dalam menjaga dan mengembangkan Tarian Nguri. Mereka melakukan berbagai kegiatan seperti pelatihan, pertunjukan rutin, dan pameran budaya agar generasi muda tetap memahami dan menghargai warisan budaya ini.

Selain itu, Tarian Nguri juga menjadi bagian dari program pemerintah dan lembaga-lembaga yang fokus pada pelestarian budaya. Misalnya, pemerintah daerah NTB sering kali mengadakan acara budaya yang menampilkan Tarian Nguri sebagai bentuk apresiasi terhadap kekayaan budaya lokal.

Dengan adanya inisiatif-inisiatif seperti ini, Tarian Nguri tidak hanya bertahan, tetapi juga semakin dikenal dan dihargai oleh masyarakat luas. Hal ini membuktikan bahwa seni tradisional masih memiliki tempat dan peran penting dalam kehidupan masyarakat modern.

Tarian Nguri dalam Konteks Budaya Nasional

Tarian Nguri adalah salah satu contoh dari berbagai bentuk seni tari tradisional yang ada di Indonesia. Seperti halnya tarian-tarian lain, Tarian Nguri memiliki nilai-nilai budaya yang kaya dan unik, serta menjadi bagian dari warisan budaya bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan.

Indonesia memiliki berbagai macam tarian tradisional yang masing-masing memiliki ciri khas dan makna tersendiri. Contohnya, Tari Saman dari Aceh, Tari Kecak dari Bali, dan Tari Pendet dari Lombok. Semua tarian ini memiliki peran penting dalam menjaga identitas budaya dan memperkuat ikatan antara manusia dan alam.

Dalam konteks nasional, Tarian Nguri juga menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Dengan menjaga dan melestarikan tarian seperti ini, kita tidak hanya melindungi warisan leluhur, tetapi juga memperkaya kekayaan budaya bangsa secara keseluruhan.

Kesimpulan

Tarian Nguri adalah bentuk seni tari tradisional yang memiliki makna mendalam dan peran penting dalam budaya Sumbawa. Dari segi sejarah, makna, properti, kostum, dan musik pengiring, Tarian Nguri menunjukkan kekayaan budaya yang luar biasa. Selain itu, tarian ini juga menjadi bagian dari upaya pelestarian budaya di tengah tantangan modernisasi dan globalisasi.

Dengan memahami dan menghargai Tarian Nguri, kita tidak hanya melindungi warisan budaya, tetapi juga memperkuat identitas diri sebagai bangsa yang kaya akan seni dan tradisi. Semoga melalui artikel ini, pembaca dapat lebih memahami dan menghargai keunikan Tarian Nguri serta pentingnya pelestarian budaya di Indonesia.

Periksa Juga
Next Post

0Komentar

Tautan berhasil disalin