Candi Barong Pesona Sejarah dan Budaya di Atas Bukit Yogyakarta

Candi Barong. By: @ihsanudn

Di balik keindahan alam Yogyakarta, terdapat banyak peninggalan bersejarah yang masih berdiri kokoh hingga kini. Salah satunya adalah Candi Barong, sebuah candi Hindu yang terletak di atas bukit dengan panorama memukau. Lokasinya berada di Dusun Candisari, Desa Sambirejo, Prambanan, Kabupaten Sleman, hanya beberapa kilometer dari kompleks Ratu Boko dan Candi Prambanan.

Berbeda dengan candi-candi lain di Jawa Tengah yang biasanya berada di dataran rendah, Candi Barong justru berdiri di atas perbukitan Batur Agung pada ketinggian hampir 200 meter di atas permukaan laut. Dari sini, pengunjung dapat menikmati pemandangan alam sekaligus meresapi nilai spiritual yang melekat pada bangunan suci peninggalan masa lalu ini.

Daya tarik utama Candi Barong bukan hanya karena arsitekturnya yang unik, tetapi juga karena kisah sejarah yang menyertainya. Sebagai bagian dari peninggalan Kerajaan Medang periode Mataram, candi ini menyimpan cerita mengenai pemujaan terhadap Dewa Wisnu dan Dewi Sri. Artikel ini di jogjapekan.com akan mengulas secara lengkap tentang sejarah, arsitektur, keunikan, hingga daya tarik wisata Candi Barong, sehingga Anda dapat memahami lebih dalam makna di balik keindahannya.

Sejarah Candi Barong

Candi Barong diperkirakan dibangun pada abad ke-9 hingga ke-10 Masehi, masa kejayaan Kerajaan Medang (Mataram Kuno). Penemuan kembali candi ini terjadi pada awal abad ke-20 saat perluasan kebun tebu oleh pihak Belanda. Saat itu, kondisinya masih berupa reruntuhan dan baru dipugar secara serius pada akhir 1980-an.

Nama "Barong" diberikan oleh masyarakat karena relief hiasan kala pada tubuh candi yang menyerupai barongan, makhluk mitologis Jawa. Menariknya, Candi Barong juga dikenal dengan nama lain, yaitu Candi Sari Suragedug, yang tercatat dalam Prasasti Ratu Baka. Dalam prasasti tersebut disebutkan raja bernama Sri Kumbaja (Mpu Kumbhayoni) membangun tiga buah lingga yang didampingi Dewi Sri, Dewi Suralaksmi, dan Dewi Mahalaksmi. Para ahli meyakini bahwa tiga lingga itu merujuk pada Candi Barong.

Selain itu, Prasasti Pereng (863 M) juga menyebutkan pemberian sawah dan bukit untuk pemeliharaan bangunan suci Siwa bernama Bhadraloka. Banyak sejarawan menduga bahwa bangunan itu adalah Candi Barong. Hal ini menegaskan bahwa peran Candi Barong cukup penting dalam konteks religius masyarakat Hindu Jawa kala itu.

Lokasi Strategis di Kawasan Prambanan

Candi Barong berada di kawasan yang kaya akan peninggalan sejarah. Dari puncak bukit, pengunjung dapat melihat berbagai situs lain yang tersebar di sekitarnya.

  • Sebelah barat daya: terdapat Candi Banyunibo, sebuah candi Buddha.

  • Sebelah tenggara (sekitar 2 km): terdapat Candi Ijo, candi Hindu dengan karakteristik unik serupa.

  • Sekitarnya: terdapat pula situs arca Ganesha, Candi Miri, Candi Dawangsari, dan Candi Sumberwatu.

Letak ini menunjukkan bahwa kawasan Sambirejo merupakan pusat spiritual dan budaya penting pada masa lalu, di mana candi-candi Hindu dan Buddha berdiri berdampingan, merefleksikan toleransi dan sinkretisme agama di Nusantara.

Arsitektur dan Kompleks Bangunan

Candi Barong memiliki bentuk yang menyerupai punden berundak, sebuah konsep arsitektur asli Indonesia. Kompleksnya terdiri dari tiga teras:

  1. Teras pertama: hanya tersisa lantai dan umpak, menandakan adanya bangunan tambahan yang kini sudah hilang.

  2. Teras kedua: area yang lebih luas, berfungsi sebagai ruang terbuka.

  3. Teras tertinggi: pusat pemujaan dengan dua bangunan utama.

Bangunan Utama

Di teras tertinggi, terdapat dua candi kembar berukuran sekitar 8,18 × 8,18 meter dengan tinggi 9,05 meter. Menariknya, kedua bangunan tidak memiliki pintu masuk, sehingga upacara pemujaan kemungkinan besar dilakukan di luar. Para ahli menduga kedua candi itu diperuntukkan bagi Dewa Wisnu dan Dewi Sri.

Saat pemugaran tahun 1987–1992, ditemukan arca Wisnu dan Dewi Sri, serta arca Ganesha. Selain itu, ditemukan pula berbagai peripih dari batu andesit dan batu putih berisi lembaran emas dan perak, meski tulisan pada logam mulia itu sudah tidak terbaca.

Keunikan Candi Barong

Ada beberapa aspek yang membuat Candi Barong berbeda dari candi-candi lain di Jawa:

  1. Pemujaan terhadap Wisnu dan Dewi Sri
    Umumnya candi di Jawa Tengah berfokus pada pemujaan Dewa Siwa. Namun, Candi Barong lebih menekankan pada pemujaan Dewa Wisnu dan Dewi Sri sebagai lambang kesuburan dan kemakmuran.

  2. Struktur Berundak
    Berbeda dengan candi Hindu lainnya, bangunan utama Candi Barong terletak di sisi timur, bukan di pusat kompleks. Pola ini serupa dengan Candi Ijo dan dianggap sebagai ekspresi asli budaya Nusantara.

  3. Hiasan Kala dan Makara
    Nama "Barong" muncul karena adanya hiasan kala dan makara pada relung candi yang menyerupai wajah barong dalam mitologi Jawa. Hiasan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Candi Barong sebagai Destinasi Wisata Budaya

Kini, Candi Barong menjadi salah satu destinasi wisata budaya populer di Sleman. Pengunjung tidak hanya dapat belajar tentang sejarah Hindu Jawa, tetapi juga menikmati pemandangan alam yang menakjubkan.

Aktivitas Wisata yang Bisa Dilakukan

  • Menjelajah situs sejarah: Mengamati relief, struktur candi, dan arca yang tersisa.

  • Fotografi: Spot favorit untuk foto dengan latar perbukitan hijau dan lanskap kota Yogyakarta.

  • Belajar sejarah dan arkeologi: Cocok untuk wisata edukasi, baik bagi pelajar maupun peneliti.

  • Menikmati sunset: Lokasi candi di atas bukit menjadikannya tempat ideal melihat matahari terbenam.

Akses Menuju Candi Barong

Candi ini dapat diakses dari Kota Yogyakarta dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Lokasinya tidak jauh dari jalan menuju Candi Ijo dan kompleks Ratu Boko, sehingga bisa dikunjungi dalam satu perjalanan wisata sejarah.

Nilai Filosofis dan Spiritual

Candi Barong bukan sekadar situs arkeologi, tetapi juga memiliki nilai filosofi mendalam. Pemujaan Wisnu dan Dewi Sri melambangkan harapan akan kesejahteraan, kesuburan, dan kemakmuran. Bagi masyarakat agraris Jawa, simbol ini sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Selain itu, keberadaan candi di atas bukit juga mencerminkan konsep kosmologi Hindu-Jawa, yaitu mendekatkan manusia dengan alam semesta dan dunia para dewa. Dengan berdiri di ketinggian, candi ini menjadi penghubung antara bumi dan langit.

Candi Barong dalam Perspektif Modern

Hingga kini, Candi Barong tidak hanya menjadi objek wisata, tetapi juga bagian dari identitas budaya Yogyakarta. Pemerintah bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya terus menjaga kelestarian situs ini agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Selain itu, banyak komunitas pecinta sejarah dan budaya menjadikan Candi Barong sebagai lokasi kegiatan, mulai dari penelitian, fotografi, hingga festival budaya. Hal ini membuktikan bahwa situs warisan kuno masih relevan dan hidup dalam masyarakat modern.

Tips Berkunjung ke Candi Barong

  • Datang saat pagi atau sore hari untuk menghindari terik matahari.

  • Gunakan alas kaki nyaman karena medan cukup menanjak.

  • Bawa air minum, terutama jika berkunjung siang hari.

  • Hormati kawasan cagar budaya dengan tidak merusak atau mencoret-coret bangunan.

  • Nikmati suasana tenang untuk meresapi nilai spiritual candi.

Kesimpulan

Candi Barong adalah salah satu permata sejarah Yogyakarta yang menawarkan kombinasi antara keindahan arsitektur Hindu, nilai spiritual, dan panorama alam yang indah. Sebagai bagian dari warisan Kerajaan Medang, candi ini memperlihatkan kekayaan budaya Jawa kuno sekaligus mengajarkan filosofi tentang kesejahteraan dan harmoni dengan alam.

Dengan keunikan arsitektur berundak, pemujaan terhadap Wisnu dan Dewi Sri, serta letaknya yang strategis di atas bukit, Candi Barong layak menjadi destinasi wajib bagi pecinta sejarah, budaya, dan wisata alam.

Bagi Anda yang ingin menjelajahi lebih banyak situs bersejarah di Yogyakarta, jangan lupa untuk membaca artikel lainnya di jogjapekan.com. Mari lestarikan warisan budaya ini dengan mengunjunginya secara bijak, sehingga Candi Barong tetap kokoh berdiri sebagai saksi bisu kejayaan masa lalu.

0 Komentar

Jasa Penerbitan Buku dan ISBN