| Nia Aladin dan Asora melalui karya instrumental terbaru mereka, Resilience. (Foto: Dok/Ist). |
Jogjapekan, Jakarta - Ada keindahan dalam bertahan. Dalam diam, dalam nada, dalam kekuatan yang tidak berteriak namun terasa. Itulah napas yang dihadirkan Nia Aladin dan Asora melalui karya instrumental terbaru mereka, Resilience.
Karya ini menjadi pertemuan dua jiwa musikal yang berbeda namun selaras. Nia Aladin, dikenal sebagai harpist sekaligus violinist dengan gaya elegan dan penuh penghayatan, tampil sebagai lead violinist yang membawa daya hidup pada komposisi ini. Sementara Asora, The Ethereal Whistle Singer, hadir sebagai composer, music producer, dan pianist, membentuk keseluruhan atmosfer dan struktur dari lagu ini.
“Lalu Resilience ini mengajak kita untuk bangkit namun dengan karakter yang elegan,” ujar Nia Aladin, yang melalui permainan biolanya menyalurkan emosi dengan kehalusan yang dalam dan autentik.
Lagu ini berawal dari komposisi lama yang diciptakan Asora pada tahun 2009. Bertahun-tahun kemudian, ketika ia memperdengarkannya kepada Nia, musik itu menemukan kembali napasnya. Bersama, keduanya menghidupkan ulang karya ini menjadi sebuah perjalanan sinematik, tenang namun megah, lembut namun tegas.
“That little humming moment in the middle felt like the soul of the song.. fragile, pure, and alive,” ungkap Asora, yang menambahkan elemen humming halus di tengah lagu, menciptakan ruang magis di antara denting piano dan melodi biola Nia.
Dengan arahan produksi dari Asora dan mixing-mastering oleh Anov Blues One, Resilience menghadirkan keseimbangan sempurna antara sentuhan klasik dan modern.
Video musiknya, yang difilmkan di The House of Tugu, menampilkan visual heritage Indonesia yang berpadu dengan atmosfer sinematik dan sophisticated, merefleksikan semangat elegan dari lagu ini.
Resilience dirilis di seluruh digital platform pada 24 Oktober 2025, diikuti oleh perilisan video musik pada 26 Oktober 2025 di kanal YouTube resmi Nia Aladin dan juga Asora.

0 Komentar