Meski Ekonomi Melambat, Permintaan Sarimbit Keluarga Lebaran Tetap Melesat





JOGJA PEKAN - Surabaya, 11 Desember 2025 – Grafik ekonomi belum sepenuhnya menanjak, dan daya beli masyarakat masih rendah, membuat banyak keluarga kini lebih berhitung sebelum mengeluarkan uang buat berbelanja. Termasuk didalamnya kebutuhan yang sifatnya musiman, seperti liburan. Namun ada satu fenomena menarik setiap menjelang masuk bulan Ramadhan dan Idul Fitri, belanja keluarga yang berupa sarimbit keluarga lebaran tetap masuk top list daftar belanja.

Ini bukan paradoks, karena justru di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, pilihan belanja masyarakat tetap harus bermakna meski kudu selektif. Orang mungkin menunda ganti gadget, menahan liburan jauh, atau mengurangi makan-makan di luar. Tapi untuk momen ritual sepenting hari raya, ada satu kebutuhan yang sulit ditawar, tampil kompak bersama keluarga di depan keluarga besar, handai taulan dan teman serta sahabat.

Pilihan sarimbit keluarga Lebaran dalam hal ini bukan lagi soal gaya, namun ia menjadi simbol efisiensi sekaligus emosi. Dengan satu konsep busana, seluruh keluarga bisa tampil rapi, serasi, dan siap menyambut tamu tanpa harus membeli pakaian terpisah, yang justru bikin kita merogoh kocek lebih dalam. Karena itu baju sarimbit seragam lebaran tetap bertahan sebagai pilihan rasional di masa ekonomi yang frugal.

Ada perubahan perilaku belanja yang menarik, dimana konsumen kini jauh lebih kritis. Mereka mencari baju dengan bahan yang tahan lama, model yang tidak cepat ketinggalan zaman, dan desain yang masih bisa dipakai di acara lain setelah lebaran seperti kondangan, arisan dan pengajian. Maka tidak heran jika pencarian baju muslim couple keluarga dan set keluarga yang fleksibel dan ramah di kantong justru meningkat.

Di beberapa pusat perbelanjaan dan etalase took online, model-model sarimbit yang laku bukan yang paling ramai, melainkan yang paling “masuk akal”. Warnanya netral menenangkan, desainnya sederhana namun tetap elegan dan multifungsi. Bisa dipakai ayah shalat ke masjid, ibu pergi arisan dan kondangan, serta anak buat acara resmi di acara sekolah. Konsep baju muslim keluarga terbaru kini lebih membumi, fleksibel dan menyesuaikan kebutuhan.


Menariknya, keterbatasan ekonomi justru melahirkan kedewasaan dalam memilih. Keluarga tidak lagi mengejar tren semata, tetapi nilai multiguna yang lebih masuk akal. Sarimbit dipilih karena mampu mewakili kebersamaan dalam satu paket yang efisien dan terjangkau. Inilah mengapa baju lebaran keluarga muslim tetap dicari, meski dompet tidak selonggar dulu.

Aulia Fashion menangkap perubahan ini dengan pendekatan yang tenang. Mereka tidak menjanjikan kemewahan berlebihan. Yang ditawarkan adalah keseimbangan, antara desain yang pantas, harga yang realistis, kualitas yang sepadan, serta multifungsi yang bisa dipakai lebih dari satu momen. Koleksi sarimbit kakek, nenek, ayah, ibu dan anak mereka, diarahkan agar relevan dengan kondisi hari ini yang harus tetap humble tapi tidak kehilangan rasa istimewanya.

Di tengah berita ekonomi yang sering terasa berat untuk dicerna, sarimbit keluarga memberi pelajaran kecil: bahwa kebahagiaan tidak selalu lahir dari belanja besar dan mewah. terkadang, ia muncul dari keputusan sederhana untuk tampil seirama di hari yang bermakna.

Lebaran pada akhirnya, bukan soal seberapa mahal pakaian yang dikenakan. Ia berbicara tentang rasa cukup dan penuh syukur, ketika pada kondisi yang berat seperti ini, seluruh keluarga masih bisa duduk berdampingan dengan busana yang harmonis, menyiratkan cerita indah tentang merajut kebersamaan didalamnya.

Anda tertarik? Silakan Klik DISINI

0 Komentar

Jasa Penerbitan Buku dan ISBN