![]() |
Idha Nurhaliza, mahasiswa semester 5 Program Studi Film dan Televisi (FTV) Institut Seni Indonesia (ISI) |
Jogja Pekan, Yogyakarta, Idha Nurhaliza, mahasiswa semester 5 Program Studi Film dan Televisi (FTV) Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, mendapatkan pengalaman berharga dengan berpartisipasi sebagai media volunteer dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Mandiri FSRD ISI Surakarta. Salah satu momen penting yang diliputnya adalah press conference Peparnas XVII Solo 2024 pada 12 Oktober 2024, yang bertujuan untuk memberikan sorotan terhadap prestasi olahraga para atlet disabilitas serta mendukung pengembangan mereka di masa depan.
Press conference ini menghadirkan sejumlah narasumber kunci, yaitu:
- Zahra Nur Azizah, atlet para renang dari Kontingen Jawa Tengah
- Ubaidillah Amsyar, atlet para renang dari Kontingen Jawa Tengah
- Bapak Muhammad Aziz Arianto, Asisten Deputi Sentra Pembinaan Olahraga Prestasi Kemenpora
- Ibu Noni, pelatih atlet para renang
Membangun Prestasi Atlet Usia Dini
Bapak Muhammad Aziz Arianto menjelaskan bahwa pendirian Sekolah Khusus Olahraga Disabilitas Indonesia (SKODI) di Solo bertujuan mengembangkan potensi anak-anak disabilitas melalui pelatihan berjenjang, sinergis, dan berbasis ilmu pengetahuan olahraga. SKODI menargetkan pencapaian prestasi di tingkat nasional dan internasional, termasuk Paralympic Games, dengan fokus pada empat cabang olahraga utama: para atletik, para bulu tangkis, para tenis meja, dan para renang.
"SKODI dirancang untuk memberikan pelatihan intensif sambil memastikan hak pelajar anak-anak disabilitas tetap terlindungi. Kami juga melibatkan ahli gizi, tim medis, serta evaluasi rutin agar pembinaan dapat berjalan optimal," jelas Bapak Aziz.
Keseimbangan Antara Akademik dan Olahraga
Zahra Nur Azizah, seorang atlet muda sekaligus siswa SMK Negeri 9 Surakarta, mengungkapkan motivasinya untuk menjadi atlet paralimpik yang membanggakan orang tuanya. Zahra yang telah bergabung sejak kelas 2 SMP selalu menyeimbangkan latihan intensif dengan kegiatan belajar di sekolah inklusi. Sementara itu, Ubaidillah Amsyar juga menekankan bahwa dukungan dari pelatih, keluarga, dan lingkungan menjadi kunci keberhasilannya.
Pendekatan Psikologis dalam Pembinaan
Ibu Noni, pelatih para renang, menambahkan pentingnya pendekatan psikologis dalam membina atlet disabilitas. "Psikologi anak-anak disabilitas sangat memengaruhi performa mereka di lapangan. Oleh karena itu, kami juga memastikan pola makan, pola tidur, dan kesehatan mereka terpantau dengan baik," ujar Ibu Noni.
Menuju Masa Depan Gemilang
Rencana pengembangan SKODI di daerah lain juga menjadi topik diskusi dalam acara ini. Bapak Aziz menyebutkan bahwa ada peluang untuk mereplikasi program ini guna meningkatkan pemerataan akses pembinaan atlet disabilitas di seluruh Indonesia.
Melalui perannya dalam meliput acara ini, Idha berkesempatan untuk mengasah kemampuan jurnalistiknya, belajar langsung dari para narasumber inspiratif, dan mendalami isu-isu terkait olahraga dan disabilitas.
Pengalaman ini sangat berarti bagi saya. Karna saya dapat belajar tentang pentingnya olahraga bagi penyandang disabilitas dan mendapatkan inspirasi dari semangat luar biasa para atlet.
Acara ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang antusias dari rekan-rekan media, menegaskan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih prestasi gemilang.
0 Komentar