![]() |
Batik Mahkota Laweyan, Mengangkat Suara yang Tak Dengar. |
Jogjapekan, Surakarta, 21 Juni 2025 - Di jantung Kampung Batik Laweyan yang legendaris, sebuah ruang batik yang tidak biasa tumbuh dan berkembang: Batik Mahkota Laweyan, rumah bagi para pengrajin batik penyandang tuna rungu yang menyulam keheningan menjadi karya seni luar biasa. Dibalik motif-motif indah batik klasik dan kontemporer yang dihasilkan Batik Mahkota Laweyan, tersimpan kisah inspiratif dari para pengrajin yang bekerja dengan sepenuh hatu - meskipun tanpa suara. Mereka adalah penyandang tuna rungu yang menjadikan batik sebagai media ekspresi dan penghidupan.
Batik Mahkota Laweyan adalah sentra pelatihan dan produksi batik tulis yang dimana beberapa pengrajinnya merupakan penyandang disabilitas rungu. Mereka menghasilkan kain batik bernilai seni tinggi dengan pendekatan pembelajaran visual dan bahasa isyarat.
Batik Mahkota Laweyan bukan sekedar tempat pelatihan batik. Ia adalah simbol inklusi, kemandirian, dan ketekunan. Di sinilah para difabel rungu berekspresi melalui proses membatik tulis, yang mereka kuasai melalui metode pembelajaran visual, praktik langsung, dan berbasis komunikasi bahasa isyarat serta gambar.
Batik Mahkota berlokasi di Jl. Sayangan Kulon No.9, Laweyan, Kota Surakarta, sebuah kawasan yang sejak abad ke-20 telah menjadi ikon budaya batik Indonesia. Kegiatan membatik, pelatihan, hingga produksi rutin dilakukan setiap hari kerja.
"Teman-teman disini tidak bisa mendengar, tapi karya mereka mampu 'berbicara' lebih lantang daripada kata-kata.", ungkap [Pak Eko, koordinator pegawai Batik Mahkota].
Keberadaan Batik Mahkota Laweyan merupakan bukti bahwa inklusi sosial bisa menjadi nyata, bukan sekadar wacana. Para pembatik tidak diposisikan sebagai objek bantuan, melainkan sebagai subjek yang mandiri, produktif, dan berkontribusi pada pelestarian budaya nasional. Dengan memadukan motif alam, budaya Jawa, hingga bentuk- bentuk abstrak, karya mereka tampil orisinal dan menyentuh sisi kemanusiaan.
Tak hanya memproduksi kain batik, Batik Mahkota Laweyan juga rutin mengadakan pelatihan untuk para pengrajinnya. Beberapa dari mereka bahkan telah mampu menjadi mentor bagi para pembatik pemula, menciptakan ekosistem yang mandiri dan berkelanjutan.
Keberadaan mereka telah mendapat apresiasi dalam berbagai ajang, baik tingkal lokal maupun internasional. Melalui dukungan komunitas, pemerintah daerah, serta partisipasi aktif di pameran UMKM dan budaya, Batik Mahkota Laweyan terus membuktikan bahwa inklusi bukan hanya slogan melainkan praktik nyata.
Sebagai bagian dari kawasan budaya yang telah dikenal sejak abad ke-20, kehadiran Batik Mahkota memberikan warna baru di Laweyan: warna yang lahir dari kesenyapan, namun menggema melalui setiap guratan malam dan corak warna kain.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungan, pelatihan, atau kerja sama silahkan hubungi:
Batik Mahkota Laweyan
Jl. Sayangan Kulon No.9, Laweyan, Kec. Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57148.
Kontak: Rizky
Telp/WA: 0851-5694-2622
Email: mahkotalaweyanbatik@gmail.com
Instagram: @batikmahkotalaweyan
1 Komentar
artikel ini bikin aku sadar ternyata ada banyak proses, usaha, dan kreativitas warga lokal di balik setiap kain batik. keren banget bagaimana tradisi ini dijaga turun-temurun di Solo. aku jadi makin respect sama pengrajin batik di sana dan bangga sebagai warga kota Solo
BalasHapus