Jogja Pekan, Pendidikan - Di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap dampak limbah plastik di sektor pertanian, sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada menghadirkan inovasi baru bernama SABI, yaitu mulsa biodegradable yang ramah lingkungan.
Produk ini menjadi alternatif bagi petani yang ingin mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan mulsa plastik konvensional. SABI dibuat dari campuran cangkang telur dan eceng gondok, dua bahan alami yang mudah ditemukan di sekitar lahan pertanian.
Dengan sifatnya yang mudah terurai, mulsa ini tidak hanya dapat terdegradasi secara alami tanpa mencemari lingkungan, tetapi juga mampu menyumbangkan unsur hara bagi tanah selama proses dekomposisi. Hal ini menjadikannya jauh lebih unggul dibandingkan mulsa plastik yang sulit terurai dan kerap menimbulkan pencemaran anorganik.
Inovasi ini dihadirkan sebagai solusi bagi petani dan masyarakat yang ingin menerapkan metode pertanian berkelanjutan. Selain menjaga kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan gulma, SABI (mulsa biodegradable) juga berfungsi sebagai pupuk alami bagi tanaman. Ketua tim, Salfa Alifia Putri, menjelaskan bahwa penggunaan SABI mampu mempertahankan kelembaban tanah lebih lama, mengurangi erosi, serta menekan pertumbuhan gulma.
Tanaman yang dibudidayakan dengan SABI juga menunjukkan pertumbuhan lebih sehat dan produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan lahan tanpa mulsa. Melalui pemanfaatan bahan organik yang melimpah, biaya produksi dapat ditekan sehingga petani maupun masyarakat dapat memperoleh manfaat ganda dari sisi ekonomi dan lingkungan.
Ke depannya, tim berencana melakukan uji coba penggunaan SABI di berbagai jenis lahan dan tanaman, serta menjalin kerja sama dengan mitra petani untuk mengembangkan produksi dalam skala yang lebih besar. Harapannya, SABI dapat menjadi solusi inovatif menuju sistem pertanian hijau, sehat, dan bebas sampah plastik di Indonesia.
Inovasi ini turut berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), di antaranya SDG 2 (Tanpa Kelaparan) melalui peningkatan produktivitas pertanian, SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) lewat pemanfaatan limbah organik, SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dengan pengurangan limbah plastik, serta SDG 15 (Ekosistem Daratan) melalui peningkatan kualitas tanah dan pelestarian lingkungan.
0 Komentar