Jogja Pekan, Sleman – Museum Gunungapi Merapi menyelenggarakan pameran seni yang tak hanya menarik perhatian, tetapi juga menggugah rasa cinta terhadap budaya Indonesia. Pameran Seni Batik: Luberan Garis Kreatif, yang berlangsung dari 19 hingga 23 November 2025 di Museum Gunungapi Merapi, menyajikan karya-karya batik inovatif yang terinspirasi oleh spirit alam sekitar Gunung Merapi. Dengan tema “Luberan Garis Kreatif”, pameran ini mengangkat batik sebagai karya seni yang tidak hanya mempertahankan kekayaan tradisi, tetapi juga menambah dimensi kreatif yang relevan dengan zaman sekarang. Karya-karya yang dipamerkan di sini menggabungkan elemen-elemen alam—terutama yang berasal dari lingkungan sekitar Gunung Merapi—dengan ekspresi visual yang segar, dinamis, dan penuh makna.
Sebagai bagian dari upaya untuk memperkenalkan batik dalam konteks hari ini, pameran ini juga mengajak pengunjung untuk melihat batik sebagai seni gambar yang mencerminkan dialog antara alam dan manusia. Setiap goresan lilin pada kain, yang mirip dari aliran lava Merapi dalam konteks cairan panasnya itu, memiliki bentuk interaksi antara spontanitas alam dan kesadaran artistik pembatik dalam tajuk pameran tersebut. Dalam karya-karya yang dipamerkan, Luberan Cairan Panas—sebagai metafora dari aliran lava digunakan untuk menggambarkan bagaimana energi alam yang tak terkendali dapat diarahkan menjadi bentuk seni yang terkendali dalam seni batik.
Selaku penulis dan pengusung tema pameran, menurut Cholsverde (Pegiat Gugum Tapa dan Seniman Teater & Drawing Performance) dan Yoga Trianjar (Pegiat Batik Badong dan Pelestari Budaya Desa Wisata Pentingsari), menyatakan bahwa pameran ini tidak hanya ingin menampilkan dan menempatkan batik sebagai produk kerajinan semata, tetapi seni batik juga seharusnya menjadi medium ekspresi yang menggambarkan proses kreatif yang lebih dalam. "Setiap goresan lilin adalah dialog: antara kekuatan alam yang tak terkendali dengan keteraturan manusia, antara spontanitas dan kesadaran. Seni batik seharusnya dapat kita pandang memang sebagai karya seni yang merayakan kebebasan berkreasi, memiliki muatan gagasan, serta berbicara tentang bagaimana kita mengarahkan energi alam, sosial, dan lainnya," ungkap mereka dalam teksnya.
Selain itu, pameran ini juga mengajak pengunjung untuk lebih peka terhadap alam sekitar. Menggunakan batik sebagai medium, pameran ini berusaha memperkenalkan konsep literasi ekologi, di mana seni dapat mengajarkan masyarakat, terutama generasi muda, untuk membaca dan memahami dinamika alam dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. Pameran ini juga mengundang berbagai pihak untuk terlibat dalam pelestarian budaya melalui workshop dan lokakarya. Dengan menghadirkan para seniman batik dari Sleman bagian utara ini, seperti Batik Sekar Giri, Ery Trina, Fitri Andono Warih / Batik Badong, Mutingah, Omah Batik Sekar Turi, dan Triwarno Batik, pameran ini membuka ruang bagi para apresiator untuk tidak hanya melihat karya saja, tetapi juga belajar langsung tentang teknik batik, sekaligus merasakan kedekatan dengan alam yang menjadi inspirasi karya-karya tersebut.
Kepala UPTD Museum Gunungapi Merapi, dalam sambutan teksnya, menyatakan bahwa museum kini berfungsi sebagai ruang yang lebih terbuka, yang mengakomodasi partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan budaya. "Museum kini bukan hanya sebagai tempat pelestarian budaya, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkenalkan dan melibatkan masyarakat dalam proses kreatif, seperti pameran ini," ujarnya.
Pada pembukaan Pameran Seni Batik LUBERAN GARIS KREATIF, berlangsung juga diskusi sarasehan bertajuk "Membaca Merapi dan Kreativitas Seni Batik Hari Ini." Dalam diskusi tersebut, Bapak Hasto Karyantoro (Wakil Ketua DPRD Sleman) menekankan pentingnya mengembangkan seni batik agar lebih modern, tidak hanya terjebak pada narasi klasik. Seni batik harus mampu menarik minat generasi muda dan menjadi media ekspresi kreatif. Bapak Arif Wibowo, Sekretaris Dinas Kebudayaan Sleman, menyatakan bahwa budaya batik harus menjadi bagian integral dari identitas budaya Sleman, dan pemerintah perlu menciptakan ruang-ruang pameran yang lebih luas, tidak terbatas pada kerajinan semata.
Bapak Winarno, praktisi batik di sektor pendidikan, menyampaikan keprihatinannya terhadap menurunnya minat generasi muda terhadap batik. Ia berpendapat bahwa batik harus dipandang sebagai seni gambar yang dapat diolah dengan berbagai teknik, dari pewarnaan manual hingga digital printing. Diskusi ini membuka pemahaman bahwa batik, meskipun berakar pada tradisi kerajaan, telah menjadi bagian dari budaya lintas bangsa, termasuk di Tiongkok dan India. Seni batik kini harus dilihat sebagai bentuk seni gambar yang dapat mengekspresikan ide, perasaan, dan kritik sosial.
Batik berpotensi kembali diminati generasi muda jika diposisikan sebagai medium ekspresi yang relevan dengan dinamika sosial, seperti pola yang terinspirasi dari alam atau budaya populer. Batik bukan hanya warisan budaya, melainkan peluang ekspresi yang dinamis dan menyenangkan, yang dapat dijadikan sarana untuk berpendapat dan berekspresi secara bebas.
Lewat Pameran ini diharapkan dapat menarik perhatian apresiator lintas generasi untuk lebih mengenal dan menghargai seni batik sebagai bagian dari identitas budaya Indonesia. Dengan pendekatan yang segar dan penuh inovasi, batik tidak lagi dilihat sebagai warisan budaya yang kuno, melainkan sebagai bahasa visual yang hidup, yang relevan dengan perkembangan zaman.
Pameran Seni Batik: Luberan Garis Kreatif memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk menikmati karya seni batik yang sarat makna, sekaligus merenungkan hubungan antara alam, seni, dan manusia. Bagi pengunjung yang ingin merasakan pengalaman lebih dalam, berbagai lokakarya dan workshop terkait pembuatan batik juga tersedia selama pameran berlangsung.
Jangan lewatkan kesempatan untuk mengapresiasi karya-karya luar biasa ini di Museum Gunungapi Merapi, yang berlokasi di Sleman, hingga 23 November 2025. Pameran ini terbuka untuk umum, dengan jam operasional 09:00–15:00 WIB.
Informasi Pameran:
Tema: Luberan Garis Kreatif Lokasi: Museum Gunungapi Merapi, Sleman Tanggal: 19–23 November 2025 Jam Operasional: 09:00 – 15:00 WIB Kontak Informasi: 0822-2094-2200 Instagram: @MuseumGunungMerapi Website: mgm.slemankab.go.id


0 Komentar