Jogjapekan, Bantul - Peneliti berprestasi dari SMA Negeri 1
Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, berhasil mengembangkan inovasi digital bernama
VITODIJO (Virtual Tour di Candi Ijo), sebuah website edukasi berbasis teknologi
gambar 360° yang menyajikan studi eksplorasi epigrafis Candi Ijo. Tim Jamas
yang beranggotakan Rafael Galih Novaliando sebagai ketua dan Muhammad Ilham
Suprapta sebagai anggota, menciptakan terobosan baru dalam pelestarian dan
promosi warisan budaya melalui platform digital interaktif. Karya inovatif
mereka telah mendapatkan perlindungan Hak Cipta dengan nomor registrasi
EC002025170241, sekaligus mengantarkan mereka maju sebagai finalis Olimpiade
Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2025 bidang IPS Sejarah. Website yang dapat
diakses melalui vitodijo360.com ini menggabungkan representasi visual realistis
dengan konten edukatif mendalam mengenai prasasti dan relief Candi Ijo
menggunakan metode epigrafi.
SMA Negeri 1 Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, berhasil mengembangkan inovasi digital bernama VITODIJO. (Foto: Dok/Ist).
Penelitian ini berangkat dari permasalahan nyata yang dihadapi Candi Ijo, yakni rendahnya popularitas dan jumlah pengunjung akibat lokasi yang sulit diakses di Perbukitan Prambanan serta dampak pandemi COVID-19 yang menyebabkan penurunan drastis kunjungan dari 40.000 pengunjung pada 2019 menjadi hanya 5.000 pengunjung pada 2020. Rafael dan Ilham melihat kesempatan untuk memanfaatkan teknologi virtual tour sebagai solusi mengatasi hambatan geografis, memungkinkan siapa saja untuk "mengunjungi" candi Hindu bersejarah dari abad ke-9 hingga ke-10 ini secara virtual. Dengan bimbingan guru sejarah Nuri Rahmawati, S.Pd., kedua siswa ini melakukan riset mendalam selama enam bulan, mulai dari pengambilan gambar menggunakan kamera Insta 360°, wawancara dengan Pamong Budaya Balai Pelestarian Budaya Wilayah X, hingga pengolahan data menggunakan software 3DVista Virtual Tour dan pemrograman web.
Website VITODIJO tidak hanya menyajikan tur virtual dengan visualisasi 360° yang memukau, tetapi juga dilengkapi dengan artikel interaktif yang menjelaskan hasil analisis epigrafis dalam bahasa yang mudah dipahami oleh pelajar dan masyarakat umum. Pengguna dapat menjelajahi sebelas tingkatan latar Candi Ijo, mempelajari relief dan prasasti, serta memahami nilai sejarah dan spiritual candi sebagai kuil pemujaan Dewa Siwa yang melambangkan Gunung Mahameru dalam kosmologi Hindu.
Prestasi Tim Jamas ini membuktikan bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam pelestarian warisan budaya melalui pendekatan teknologi modern. SMA Negeri 1 Bambanglipuro mengapresiasi inovasi kedua siswanya dan berharap karya ini dapat menginspirasi pelajar lain untuk berkontribusi dalam melestarikan kekayaan budaya Indonesia. VITODIJO diharapkan tidak hanya meningkatkan awareness masyarakat terhadap Candi Ijo, tetapi juga menjadi model pengembangan promosi wisata sejarah yang efektif bagi pemerintah dan akademisi. Dengan dukungan media sosial Instagram @vitodijo_, platform ini terus dipromosikan untuk menjangkau audiens yang lebih luas, baik di dalam maupun luar negeri. Sebagai finalis OPSI 2025, Tim Jamas siap membawa nama SMA Negeri 1 Bambanglipuro dan Yogyakarta ke tingkat nasional, membuktikan bahwa inovasi digital dapat menjadi jembatan antara masa lalu yang berharga dan masa depan yang cerah.

0 Komentar